Pacaran : Tindakan Paling Tidak Bertanggung Jawab Atas Nama Cinta

Cinta!

Seperti yang kita ketahui bersama, cinta adalah suatu bentuk perasaan yang membuat kita panas dingin saat memikirkan yang dicintai. Cinta sejati adalah kecenderungan kita atas sesuatu yang sempurna sehingga menginginkan kesempurnaan.

Yap! Bahasanya rada aneh sebab ditulis pada pukul 3:15 pagi. 😥

Sang Maha Cinta di dunia ini tentu saja Ilahi Sang Pemilik Cinta itu sendiri. Dia sempurna dan kita jatuh cinta pada kesempurnaan-Nya itu. Kita mencintai-Nya sehingga berharap bisa memiliki sifat2 kesempurnaan-Nya itu. Tuhan juga mencintai kita, sebab itu dia ingin kita mencapai kesempurnaan seperti diri-Nya. Intinya, cinta adalah kesempurnaan.

Alasan manusia mencintai manusia lainnya:

  1. cantik/ganteng : bentuk sempurnanya adalah sifat jamal Ilahi (?)
  2. punya banyak materi : Allah Maha Kaya
  3. jago tae kwon do (hahay!) : Allah Maha Perkasa
  4. pinter bikin kata2 puitis : Allah Sang Pencipta AlQur’an yang mengandung nilai sastra tertinggi
  5. pandai dan cerdas : Allah Sang Creator Alam Semesta
  6. baik dan penyayang : Allah ar Rahman ar Rahim
  7. dll

Intinya, kita mencintai kesempurnaan atau minimal yang mengarah ke sana. Semakin dalam cinta yang kita miliki terhadap seseorang/sesuatu, maka kita akan semakin mirip pula dengannya. Sebab itu, cintailah kebaikan.

Belum apa-apa sudah ada yang negur, pacar gue jelek loh! (Dasar gak sopan!) Tapi tetap saja itu berasal dari gudang ‘sempurna’. Kita mencintai kesempurnaan dan menginginkan agar kita berada di posisi sempurna itu juga, kalau pun ada hal2 yg tidak sempurna dari orang yang kita kasihi, maka kita akan berusaha ‘menggiring’ dia menuju ke kesempurnaan diri.

Kita akan berharap dia sanggup mencapai posisi sempurna, dengan atau pun tanpa bantuan kita. Yang jelas, dia harus sempurna!

Tapi ternyata, menjadi sempurna tidaklah harus cantik jelita, pintar, good looking, kaya raya, dll. Menjadi sempurna adalah dengan mencapai maqam kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hakiki adalah saat jiwamu telah mencapai ketenangan yang sejati.

Simpel aja kan ternyata? *nDash-mu, nduk*

Pacaran (akhirnya sampai juga di pembahasan ini), merupakan tindakan paling tidak bertanggung jawab yang mengatas namakan cinta. Pacaran merusak jiwamu!Mungkin untuk beberapa kasus, pacaran bisa membawa kita ke arah ‘perbaikan’, seperti jadi rajin sholat karena sering diingatin sang kekasih, rajin belajar karena ditemani yang tercinta, dll.

Tapi….

Apa itu benar2 perubahan menuju kesempurnaan sejati? Bukan sekedar pembelaan diri dalam melawan larangan mengumbar syahwat kepada non muhrim? Bukan sekedar ketakutan si dia akan jatuh ke pelukan orang lain bila tidak kita ikat sekarang juga dengan tali ilegal bernama ‘pacaran’?

Kerinduan cintamu yang kau ungkap kepada kekasihmu melalui sms, telpon, ucapan langsung, tatap mata, sentuhan, pelukan, ciuman, hubungan in… (tiittttt… *sensor*), bahkan di status dan komen di jaringan sosial dunia maya! Apakah itu dapat menenangkan jiwamu? Atau jiwanya?

Cinta tidaklah egois! Nafsu yang begitu!

Bayangkan ini! Kamu mencintai si A, itu berarti kamu berharap bahwa kamu dan dia bisa meraih kesempurnaan bersama. Bahagia bersama. Tenang bersama.

Pacaran, merusak dirimu, juga dirinya. Dia yang seharusnya kamu jaga agar bisa sempurna, tapi ternyata justru menjadi jauh dari kesempurnaan karena berada dekat denganmu. Tidakkah itu menyedihkan?

Well, saya jadi bingung mo nulis apa. Bentar lagi dah subuh, tapi pikiran saya jauh melayang dan ga bisa lagi konsentrasi. Next time kita lanjutkan lagi. Intinya sih, kalo kamu cinta dia, menikahlah. Karena yang dapat menenangkan jiwa kita hanyalah hubungan legal yang di-ridhoi Allah SWT.

Membenci karena-Nya, mencintai karena-Nya. Semua semata2 hanya demi mendapat ridho dari-Nya. Maka kamu tidak akan lagi merasa sedih, merasa susah, merasa berduka bila kenikmatan duniawi tercerabut dari hidupmu. Diputusin pacar ga akan jadi masalah, kekasih menghadap penciptanya juga tidak akan berlarut2 ditangisi kecuali bila ada tujuan lain dalam memaknai tangisan itu, kehilangan harta benda tidak akan bunuh diri. Insya Allah. Cukuplah Allah sebagai sebaik2nya penolong.

Jadi jauhkanlah diri dari yang namanya pacaran. Selamatkan dirimu dan orang yang kamu sayangi dari dirimu sendiri. Mari kita cari ketenangan jiwa yang sejati, agar kebahagiaan selalu beserta kita.

*makin ga konek, kita sudahi saja kalo begitu*

2 responses to “Pacaran : Tindakan Paling Tidak Bertanggung Jawab Atas Nama Cinta

  1. Pingback: Tamparan… Tentang Cinta… « kiedunkz's·

Leave a comment